Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang Kesuksesan dan Sisi Kelam Enid Blyton

Kata orang buku adalah jendela dunia, karena saat membaca, rasanya kita akan ikut bertualang sesuai tokoh yang ada di buku, menjelajah kemana saja, ke ujung dunia bahkan sampai ke luar angkasa. Padahal waktu baca buku kita cuma duduk diam di kursi, sambil tiduran di kasur atau dalam bilik merenung 😝.

Anak-anak yang punya hobi membaca juga biasanya berdaya imajinasi tinggi dan lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah. Tentunya kalau buku yang dibaca memang ditujukan untuk anak-anak seperti karya Enid Blyton.

Enid Blyton adalah pengarang buku cerita anak-anak yang sangat populer bukan cuma di negara asalnya, tapi juga di Indonesia. Diterbitkan oleh PT. Gramedia, karya Enid Blyton seperti Lima Sekawan dan Pasukan Mau Tahu, dan Sapta Siaga termasuk buku-buku yang saya gandrungi. Meski cuma 2 buah buku yang mampu dibelikan orang tua, dan sebagian besar hasil meminjam di taman bacaan atau perpustakaan rasanya sudah sangat bahagia.

Membaca kisah anak-anak dalam buku Enid Blyton sama sekali ga perlu didampingi orang tua karena ga ada hal yang harus disensor misalnya unsur kekerasan atau konten seksual, hal yang sangat susah ditemukan di buku berembel-embel untuk anak-anak jaman sekarang seperti komik.

Lahir pada 11 agustus 1897 dan tutup usia di umur 71 tahun, Enid Blyton sudah menulis lebih dari 753 buku. Saking aktifnya ia menulis, dalam 45 tahun karirnya ia berhasil membukukan 16 judul per tahun. Maka dari itu Costa Book Award menganugrahinya Britain Most Loved Author melampaui Road Dahl, JK Rowling, dan Shakespeare.
 

 Fakta tentang Enid Blyton:

1. Lahir di flat kecil dan pernah hampir meninggal

Enid lahir Di Lordship Lane, Dulwich Timur, London Selatan, di sebuah flat kecil di atas sebuah toko. Saat usianya belum genap setahun, penulis serial Lima Sekawan itu sakit parah, bahkan nyaris meninggal dunia. Namun, setelah mendapat perawatan yang baik, ia kembali sehat.

2. Enid Blyton mulai masuk sekolah formal saat usianya 10 tahun

Kalau saja ia hidup di jaman milenial, pasti dianggap aneh karena masuk sekolah formal saat umurnya sudah menyentuh 10 tahun, tapi di sekolah ia jadi murid yang populer. Bersama kedua temannya, Mirabel Davies dan Mary Attenborough, ia membuat majalah Dab. Mirabel bertugas menulis puisi, Enid Blyton menulis cerita pendek, dan Mary yang membuat ilustrasinya.

3. Penggemar Alice in Wonderland

Penulis yang baik pasti suka membaca sejak kecil, begitu juga Enid Blyton yang sangat menggemari Alice in Wonderland karya Lewis Caroll, Little Women karya Loisa May Alcott, dan The Princess and the Goblin karya George Macdonald, dan The Coral Island karya R.N. Ballantyne.

4. Orang tuanya bercerai saat ia remaja

Enid Blyton sudah punya 2 adik saat orang tuanya memutuskan bercerai. Kesedihannya berusaha ditepis dengan menulis puisi dan cerita-cerita, lalu mengirimkannya ke majalah. Pada usia 14 tahun, ia berhasil memenangkan lomba menulis puisi anak. Arthur Mee, seorang penulis, memuji karyanya dan mendorongnya untuk terus menulis.

5. Menjadi guru anak-anak meski ayahnya ingin Enid masuk sekolah musik Guildhal

Merasa menulis sudah jadi jalan hidupnya, keinginan ayahnya agar anaknya masuk sekolah musik Guildhal tidak ia wujudkan, dan setelah bertemu Ida Hunt saat menghabiskan liburan di peternakan keluarga Hunt di Suffolk, Enid Blyton memutuskan meneruskan pendidikan guru taman kanak-kanak di Sekolah Menengah Ipswich.

Jalannya menjadi guru TK itulah yang menuntunnya menulis cerita anak-anak yang sekarang mendunia dan sudah diterjemahkan dalam 90 bahasa. Karena di saat mengajar Enid sangat disukai murid-muridnya dengan dongeng yang ia ciptakan sendiri.

Kalau baca petualangan Lima Sekawan atau Sapta Siaga, atau anak-anak badung di Malory Towers rasanya dalam benak saya yang terbayang adalah seorang penulis buku yang sangat mencintai dunia anak-anak dan kalau punya anak pasti sayang serta penuh perhatian ke buah hatinya.

Tapi jika kamu pernah menonton film berjudul Enid, maka bayangan penulis cerita anak yang baik hati itu langsung musnah dalam sekejap. Diperankan oleh Helena Bonham Carter, Enid ternyata menyimpan sisi gelap yang cukup menyeramkan.
  • Menikah 2 kali
Suami pertamanya, Hugh Pollock adalah editornya sendiri, yang saat itu masih menikah, lalu setelah pernikahan Pollock berantakan dengan istri pertama kemudian mereka pun menikah. Tapi pernikahan pertama itu berakhir dengan perceraian karena Enid terlalu sibuk dengan kesuksesannya dan hobi berselingkuh. Kemudia Enid menikahi dokter bedah bernama Kenneth Waters.
  • Benci ibunya sendiri
Enid menuduh perceraian orang tuanya disebabkan oleh sang ibu, meski menurut adiknya karena sang ayah berselingkuh, tapi kebencian kadung terpatri di hatinya. Bahkan pemakaman ibunya pun tidak dia hadiri. Duh, kok durhaka banget ya.
  • Dingin dan ga perhatian dengan anak kandungnya
Karena uterusnya kecil ia harus melewati pengobatan hormon untuk punya anak. Meski akhirnya melahirnya 2 anak kandung, Gillian dan Imogen. Saat diwawancara oleh Telegraph (31 Maret 2002), Gillian punya masa kecil yang cukup normal, sedangkan Imogen yang lahir 4 tahun kemudian sama sekali ga punya memori menyenangkan tentang ibunya dan menganggap Enid tidak punya naluri keibuan.

Sebagai penggemar tulisan Enid dalam Lima Sekawan pasti tahu tokoh Georgina (George) yang berpenampilan seperti anak laki-laki ketimbang perempuan. George inilah yang dipercaya sebagai respresentasi Enid dalam karyanya. Si Tomboy yang pemberontak dan penuh semangat. Bahkan Imogen si anak bungsu menjulukinya gadis kecil yang terperangkap dalam wujud seorang ibu.

Bagaimanapun kisah hidupnya yang kontroversial, Enid Blyton bagi saya adalah penulis yang karya-karyanya best seller dan berhasil mewarnai masa kecil saya dan banyak anak-anak lain di dunia. Lagipula tidak ada orang yang sempurna bukan, tinggal kita ambil hikmah yang baik dan buang yang buruk. Setuju mba Irfa dan mba Dani? makasih sudah memberi ide arisan blog Gandjel Rel ke-10 tentang penulis favorit ya 😍

3 comments for "Tentang Kesuksesan dan Sisi Kelam Enid Blyton"

  1. Terima kasih mbak untari sudah berbagi kisah soal cerita favorit jaman kecil yang ditulis oleh salah satu penulis kenamaan di jamannya. Aku baca karya-karya enid blyton baru beberapa tahun belakangan ini..kisahnya cukup menarik :)

    ReplyDelete
  2. Wah lengkap.. jadi makin penasaran dgn karya2 enid nih mba...

    ReplyDelete
  3. Aku malah baru tau sisi gelap Enid Blyton ini mba, ngga nyangka banget yaaa.. But thks to her, masa kecilku amat bahagia karena ada buku2nya yg menyemarakkan hari2ku.

    ReplyDelete