Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jaga Kesehatan atau Mengobati Penyakit?


Pernah dengar istilah Germas? Atau mungkin pernah nonton iklannya di televisi nasional? Meskipun pernah nonton, tapi saya yakin deh pasti masih banyak yang ga begitu ngeh apa itu GERMAS. Ya kan..ya kan?

Germas adalah singkatan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yaitu suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Oleh pemerintahan Presiden Jokowi diharapkan gerakan ini dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang memicu pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional yang sangat besar.

Jadi asal tahu aja, kenapa dana BPJS yang iurannya termasuk kecil dan terjangkau masyarakat itu bisa selalu minus, adalah karena dana yang sangat besar tersebut terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti gagal ginjal, stroke dan kanker, yang diakibatkan perubahan gaya hidup masyarakat dibanding beberapa puluh tahun lalu saat penyakit menular lebih mendominasi seperti diare, ISPA dan tuberkolosis.

Maka demi mewujudkan program ini Pemerintah dan Dinas Kesehatan pun melakukan perubahan pendekatan. Bukan lagi mengobati yang sakit tapi harus melakukan edukasi dari lingkungan terkecil, yaitu Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga serta penguatan layanan kesehatan.

Dan di kota Semarang, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang pun mengajak para blogger ikut menyukseskan kampanye ini dengan mengadakan diseminasi informasi kesehatan melalui temu blogger.
Day 1 

Pelayanan Kesehatan Tingkat Puskesmas dan Kunjungan Blogger ke Puskesmas Halmahera

Pagi hari di tanggal 27 November 2017 kami sudah berkumpul di DKK Semarang untuk dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Puskesmas Halmahera dan Puskesmas Gayamsari.

Di masing-masing puskesmas, tim blogger dapat penjelasan profil dan juga diajak berkeliling untuk melihat secara langsung fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang datang berobat.


Saya bersama 17 blogger lainnya kebetulan dapat kesempatan untuk berkunjung ke puskesmas Halmahera yang berlokasi di jl. Halmahera Raya no 39, Karangtempel Semarang. Dari penjelasan kepala Puskesmas Halmahera saya cukup terkejut ternyata penderita HIV bahkan di tingkat kecamatan pun sudah cukup mengkhawatirkan, dan hal teresebut ga lepas dari perilaku masyarakat, apalagi yang penyuka sesama jenis. Serius ini ngeri banget!


Selesai pemaparan singkat, blogger dibawa berkeliling melihat fasilitas puskesmas. Untuk Puskesmas Halmahera saya pribadi acungi jempol. terdapat pelayanan yang komplit selain untuk umum tapi ada pula khusus anak, lansia, poli gigi, kb, imunisasi, bahkan pelayanan laktasi dan HIV. Dan buat pasien yang ingin berobat selain pengobatan jalan juga disediakan unit gawat darurat dan rawat inap.

Menjelang pukul 12 siang, lokasi pun dipindahkan ke Wujil Resort Ungaran dan 38 blogger yang dibagi 2 puskesmas pun berkumpul kembali.

Pelayanan Kesehatan Kota Semarang



Dinkes Kota Semarang seperti yang dipaparkan oleh Dr. Widoyono, Mph selaku Kepala Dinas Kota Semarang memiliki visi:

"Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kota Semarang Terbaik se-jawa Tengah Tahun 2021"
Hal tersebut membuat Pemerintah Kota Semarang dan DKK selalu berbenah ke arah yang lebih baik. Dan semenjak 1 November 2017, ada program Universal Health Coverage (UHC) yang diluncurkan oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi sebagai upaya mewujudkan komitmen jaminan kesehatan bagi warga kota Semarang. Jaminan kesehatan UHC ini boleh diikuti oleh warga kota Semarang dengan syarat:
  • memiliki dokumen kependudukan kota Semarang min 6 bulan
  • bersedia mendapatkan layanan kesehatan tingkat pertama di puskesmas dan rumah sakit se-kota Semaran di kelas 3
Tentang UHC ini akan saya jelaskan kemudian di postingan terpisah aja ya.

Nah selain UHC, ada pula ambulans si Cepat untuk kondisi darurat yang bisa dihubungi di hotline 1500-132. Ambulans ini gratis dan bertugas melakukan penyelamatan masyarakat kota Semarang yang mengalami kasus kegawatdaruratan medis, kegawatdaruratan kehamilan dan kecelakaan.

Tapi seandainya bisa milih saya sih milih tetep sehat daripada sakit meskipun semua biaya sudah ditanggung negara. Ga enak loh kalau sakit waktu kita banyak terbuang. Yang seharusnya bisa melakukan hal produktif tapi kalau sakit kan aktivitas jadi terhambat. Sakit kepala aja menyiksa banget, tapi emak-emak kudu tetep strong!

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

  
Setelah ishoma, acara pun dilanjutkan dengan pengenalan tentang PIS-PK oleh Dr. Lilik Faridah. PIS (Program Indonesia Sehat) dan PK (pendekatan Keluarga) adalah salah satu cara Puskesmas untuk melayani kesehatan masyarakat dengan cara melakukan kunjungan langsung ke keluarga.

Sasarannya adalah keluarga yang telah tinggal minimal 6 bulan di Kota Semarang. Dengan melihat 12 indikator keluarga sehat yaitu berupa:

 A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:

  • 1 Keluarga mengikuti KB
  • 2 Ibu bersalin di faskes
  • 3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
  • 4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
  • 5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan

B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:

  • 6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
  • 7 Penderita Hipertensi melakukan pengobatan
  • secara teratur
  • 8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

C Perilaku dan kesehatan lingkungan:

  • 9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
  • 10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
  • 11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
  • 12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Dalam melaksanakan PIS-PK meski pendataan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas, namun melibatkan juga tokoh masyarakat seperti lurah, camat, kader PKK atau kader posyandu dll. Harapannya adalah keluarga sehat -> kecamatan sehat -> kelurahan sehat.

Cek Gula Darah - Kolesterol - Tensi

ini hasil cek kesehatanku
Malam hari setelah kami mendapat pembagian kamar dan shalat maghrib, para blogger menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum makan malam: mengukur tensi, cek gula darah dan kolesterol. Duh ini pas liat alatnya yang mirip bolpen tapi berisi jarum sebenernya bikin deg-degan. Tapi bismillah deh ternyata ga sakit banget sih, cuma kaya digigit semut aja.

Dan hasilnya alhamdulillah semua masih normal di bawah ambang batas. Tapi kolesterolnya harus hati-hati kalau terlalu nakal dan banyak makan gorengan atau jeroan pasti bisa naik drastis nih. Hiks padahal kan 2 makanan itu enak banget ya guys.

Sharing Angka Kematian Ibu & Anak

Acara berlanjut dengan pemateri dari Bidang Kesehatan Masyarakat, Ibu Purwanti yang menjelaskan fakta-fakta seputar kesehatan ibu dan anak. Ternyata ada fakta cukup menyedihkan bahwa Semarang masih menduduki ranking 3 tingkat kematian ibu melahirkan untuk Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah.

Bu pur mengingatkan bahwa perempuan yang ingin hamil harus menjaga kesehatannya bahkan sebelum pembuahan itu terjadi. Karena masa penting janin dimulai saat bertemunya sel telur dan sel sperma dalam tubuh perempuan, oleh karena itu sangat penting memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas secara berkala selama masa kehamilan sampai melahirkan. Masa nifas pun perlu diwaspadasi karena kasus kematian di tahap ini juga masih tinggi. Bahkan sampai bayi menjadi balita pun tetap harus dipantau supaya tercapai kesejahteraan ibu dan anak.

Selain menyampaikan tentang informasi angka kematian ibu dan anak, bu Pur juga memberikan info menjaga kesehatan dengan prinsip CERDIK supaya mudah diingat:
  • Cek kesehatan secara berkala
  • Enyahkan Asap Rokok
  • Rajin Aktifitas Fisik
  • Diet Seimbang
  • Istirahat Cukup
  • Kelola Stress    
Day 2 

Tes Kebugaran Rockport

 
mejeng dulu sebelum tes rockport

Tanggal 28 November 2017 - Pagi hari para blogger yang sudah terlihat kece dengan kaos training biru kemudian dikumpulkan di halaman parkir Wujil Resort untuk mengikuti tes Rockport. Tes kebugaran rockport dilakukan dengan cara metode tes jalan atau lari (sesuai kemampuan) yang bertujuan mengukur nilai kesanggupan kardiovaskuler saat beraktivitas fisik. Oya, sebelum dan sesudah lari kami semua dihitung detak jantung dan diukur waktu tempuhnya. 

Meski kami semua belum sarapan, tapi momen ini paling menyenangkan karena dilakukan di luar ruangan dan semua blogger sangat antusias. Saya sih memilih jalan aja karena memang jarang olahraga, takutnya kalau tubuh kaget diajak lari nanti bisa jadi pegel-pegel semua *ngeles hehehe.

Kemudian yang sudah selesai tes diperbolehkan sarapan di lantai 4, asyiiik. Selesai sarapan kami pun mandi dan ganti kostum, dan kembali ke ruangan untuk dijelaskan cara menghitung hasil tes rockport tadi. Hasilnya: saya KURANG bugar hehehe, udah ketauan juga sih dari bentuk bodi. Dan karena kurang kalau olahraga ga boleh langsung yang berat da intens, tapi dimulai dulu dari olahraga ringan sampai tubuh terbiasa.

Wah bener-bener senang dan bahagia, temu blogger dengan DKK Semarang kemarin di Wujil sangat bermanfaat ga cuma di masa kini tapi semua materi dan pengetahuan soal kesehatan yang disampaikan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ditularkan ke banyak orang dan diwariskan ke anak-cucu nantinya. Seperti sesi terakhir dengan mas Dhave Dhanang yang berbagi pengalamannya selama menjadi blogger menulis tentang kesehatan tapi tetap bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan ilmiah.  Semacam reminder lah kalo nulis blog ga boleh asal-asalan apalagi kalau ada info kesehatannya, kan kesian pengunjung blognya.

Jadi mulai sekarang, saya dan kamu mau pilih jaga kesehatan atau mengobati penyakit?   

2 comments for "Jaga Kesehatan atau Mengobati Penyakit?"

  1. Ada pelayanan HIV ? Poliklinik gitu bentuknya? Ngeri ya sekarang, berarti penderitanya makin banyak dari tahun ke tahun
    Puskesmas juga harus pro aktif dengan layanan pencegahan, supaya penderitanya gak makin bertambah tiap tahun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hooh mba ada ruang tersendiri buat yang mau konsul hiv. Sebenernya uda cukup mengkhawatirkan jumlahnya per kecamatan

      Delete