Meremas Lembutnya Pasir Putih Pantai Bandengan Jepara
Menjejakan kaki di Jepara kali ini sebenarnya aras-arasen (males). Karena terakhir kali kemari di acara gathering kantor suami, dan kok ya ndilalah sekarang juga buat acara gathering kantor suami lagi. Howalah kok bisa yo, mungkin pembaca berpikir kok ga kreatif amat kantornya. Ya bukane ga kreatif, tapi inilah namane rejeki, meski suami sudah pindah kerja lha kok ya tujuan liburane kesitu lagi kesitu lagi. Ish harusnya bersyukur ya sudah dikasi jalan-jalan gratisan. Hihihi. Alhamdulillah
Bedanya dengan wisata ke pantai Bandengan 3 tahun lalu adalah, dulu kami masuk ke lokasi lewat portal yang dijaga bapak-bapak yang pengunjungnya harus bayar 7500 per orang. Jadi kalau bawa rombongan
Ada jalan setapak yang mobil bisa lewat di sebelah cafe Sunset (kalo ga salah lho, agak lupa nih), teruslah masuk sampai pol di jalan itu. Nantinya kita akan bisa sampe di sisi lain pantai Bandengan yang ga kalah bagusnya dengan sisi yang berbayar.
Di pantai pasir putih ini pengunjung bebas mandi atau berenang di air lautnya yang jernih. Tapi demi keamanan jangan sampai lewat batas aman ya yaitu area pantai yang diberi patok-patok dan karena masuknya juga gratis, di sekitar pantai juga ga ada baywatch alias penjaga pantai.
Kalau merasa haus dan lapar wisatawan bisa menemukan warung-warung sederhana yang ada di sekitar pantai yang jual mie instan seduh, atau kalau butuh asupan lebih berat seperti nasi ikan bakar bisa ke rumah makan Kampung Prau Beach.
Di Kampung Prau Beach untuk seporsi ikan bakar+nasi+balado terong+es teh dibanderol seharga 35rb. Jadi masih wajar lah untuk ukuran makanan di lokasi wisata. Lagipula Kampung Prau tempatnya cozy banget buat leyeh-leyeh menikmati pantai Bandengan. Ada juga spot ayunan kayu seperti di Lombok yang wajib kita foto dan unggah ke instagram.
![]() |
after sunset di pantai Bandengan |
Sayangnya entah karena masuknya ga bayar, saya nemu banyak sampah di pinggir pantai, seperti sampah popok sekali pakai, bungkus botol minum dan snack, dan yang paling parah & berbahaya adalah botol-botol energy drink yang pecah terkubur pasir. Gimana kalau pecahannya kena kaki tak beralas atau kena anak-anak? Kan kesian dong. Jadi tolong kita jaga objek wisata di mana aja ya bapak-bapak dan ibu-ibu. Bisa berlibur pasti bisa buang sampah ditempatnya dong
aku belum sempet ke sini, sering diajakin teman tapi belum sempat melulu :-D semoga kapan2 kesampaian
ReplyDeleteDolan nyi sana suami sekalian bulan madu. Hihi
DeleteUjung ujungnya cerita tentang sampah yang ada di lokasi wisata. Memang begitu ya mba sepertinya. Kebanyakan wisatawan pengunjung tempat wisata, masih belum pintar untuk membawa pulang sampahnya kalau belum ketemu tempat sampah, atau buang sampah bekas pakainya ke tempat sampah yang sudah disediakan di lokasi wisata ya.
ReplyDeleteIya sedih euy byk sampah padahal bagus lokasinya jadi kurang sedap
DeleteYah jadi sedih deh ada sampahnya :(
ReplyDeleteAntara 2 sih: tempatnya menyediakan tong sampah atau gak ATAU pengunjung yang kurang peduli
Memang tong sampah kurang sih. Tp kalo bisa simpen dl kali ya ntar kl nemu tempat sampah bisa dicemplungin
DeleteTempat wisata memang seharusnya bayar agar pengunjung lebih menghargai dan dananya bisa dikelola untuk merawat objek wisatanya ya. Suka miris kalau lihat sampah bertebaran di pantai
ReplyDeleteBetul. Selama uangnya benar dikelolanya gapapalah. Sedihnya kl sudah bayar tp masih kotor. Hiks
Delete