Melancong ke Bukit Cinta Rawa Pening
Table of Contents
Bukit Cinta Rawapening |
Adalah di Bukit Cinta yang ada di desa Kebondowo, kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang disana dua sejoli bisa memasang gembok cinta di spot khusus bertuliskan GEMBOK CINTA dengan pemandangan Rawa Pening
"Mau kemana bunda? Mau kemana ayah?" tanya si kecil yang nampaknya penasaran semenjak mobil meluncur keluar area kota Semarang. Si anak kota yang sengaja kami alihkan dulu dari kesehariannya ke sekolah dan bermain di playground di mall. Dan di usianya yang sudah melewati 5 tahun, dia tampak hapal mana jalan yang mengarah ke pusat perbelanjaan atau bukan *femonena kids jaman now 😉
Meski sehari sebelumnya hujan melanda kota Semarang, tapi sampai di Bukit Cinta ternyata cuaca sangat terik dan panas, dan saat itu cukup banyak pengunjung yang berbarengan datang dengan kami. Kamipun segera membeli karcis masuk wisata yang cukup terjangkau yaitu 7500/orang.
Sebelum memasuki bukit, pengunjung akan disambut dengan 2 patung ular naga. Yang pertama berwarna putih menggambarkan ular yang melingkari gunungan (bukit) dan mbok Rondho (janda) di atas perahu, dan patung kedua berukuran raksasa adalah si ular naga Baru Klinting yang diposisikan saling berhadapan antara kepala dan ekor sesuai legenda terbentuknya Rawa Pening.
Di bagian patung kepala ular naga raksasa yang biasa jadi spot selfie ternyata ada ruang pamer ikan berisi aquarium berbagai ikan yang bisa dibeli pengunjung dan wahana background 3D meski sangat sederhana. Tapi jika tertarik masuk ke wahana 3D cukup menambah 2000 rupiah saja.
Bagi kami visitor baru, Bukit Cinta adalah tempat yang cocok untuk melepaskan penat setelah seminggu bekerja di kota. Selain ada area bermain anak yang meski sayangnya beberapa sudah rusak, tapi ada pohon-pohon besar dan rindang yang memperbarui pasokan oksigen di tubuh, dan seandainya bawa tikar para pengunjung bisa menggelar tikar di sekitar area sambil menikmati bekal atau membeli di warung yang ada di sini. Pokoknya berasa banget piknik di alam luar deh. Sambil makan kita bisa menikmati pemandangan rawa pening di kejauhan.
Berani naik perahu di Rawa Pening? |
Puas sudah jeprat-jepret sambil menikmati pemandangan Rawa pening dan bukit Brawijaya yang membuat daerah ini dinamakan Bukit Cinta kami pun beranjak pulang. Tapi tak lupa mampir di kios-kios yang menjual produk khas setempat. Ada cemilan kriuk berbagai macam ikan rawa seperti ikan wader, cethol dan mujair serta udang dan kripik kulit ikan. Ada pula tape singkong yang dibungkus daun pisang dan ditata apik di depan kios, abon sapi, kembang goyang, gula kacang, manisan pala dan beraneka kerajinan dari eceng gondok. Dari semua hal menggoda itu akhirnya saya memboyong si ikan wader yang dihargai 20ribu per 1/4 kilo dan rasanya sangat enak dan gurih.
Kunjungan kali ini ke Bukit Cinta kabupaten Semarang cukup berkesan buat kami karena bisa melihat langsung Rawa Pening yang selama ini cuma saya dengar dan baca di legenda Baruklinting. Semoga suatu saat bisa berkunjung lagi dan buat semua wisatawan yang bisa pergi berlibur ke Bukit Cinta atau kemanapun, jangan lupa jaga kebersihan ya.
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!