Mari Cerdas Memilih Pangan Anak dan Bijak Menggunakan SKM
Table of Contents
PP Muslimat NU dan YAICI Sosialisasikan Cerdas Memilih Pangan Anak
& Bijak Menggunakan Susu Kental Manis
WE ARE WHAT WE EAT.
Pernah baca quote kaya gitu kan. Eh itu bukan semacam jargon aja loh. Tapi memang penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam penggunaan SKM alias susu kental manis. Loh memangnya kenapa sama susu kental manis. Apakah berbahaya? Baca terus postingan ini untuk tahu jawabannya ya.
Ceritanya, di hari Selasa lalu (30/10/2018) DuniaQtoy berkesempatan menghadiri Talkshow tentang "Bijak Menggunakan SKM" yang bertempat di Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah (DP3AKB), Jalan Pamularsih Raya, Semarang.
Pernah baca quote kaya gitu kan. Eh itu bukan semacam jargon aja loh. Tapi memang penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam penggunaan SKM alias susu kental manis. Loh memangnya kenapa sama susu kental manis. Apakah berbahaya? Baca terus postingan ini untuk tahu jawabannya ya.
😊
Talkshow ini diselenggarakan untuk mensosialisasikan bentuk kepedulian PP Muslimat NU dan Yayasan
Abhipraya Insan Cendikia Indonesia tentang cerdas memilih pangan serta bijak menggunakan susu kental manis. Selain Semarang ternyata diadakan juga di Surabaya dan Palembang.
Di antara ibu-ibu berpakaian serba hijau, duniaqtoy dan teman blogger lain yaitu mba Dedew, mba Tina, Ocha, dan mba Marita asyik mendengarkan pemaparan para narasumber.
Dalam sosialisasi tersebut yang pertama mengisi materi adalah Endah Emayanti SKM, Msi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Mba Endah memaparkan beban ganda permasalahan gizi di Indonesia. Yaitu meski secara demografi negara kita mengalami bonus, alias jumlah penduduk berusia muda lebih banyak dari usia tua, tapi bukan berarti yang usia-usia produktif tersebut dalam kondisi yang sehat.
Dari data Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia masuk ke dalam 17 negara yang sebagian besar anak bayi dan balitanya mengalami stunting, yaitu sekitar 9 juta anak. Sementara itu ada juga balita dan kegemukan pada penduduk di atas 18 tahun.
Nah, permasalahan akan muncul kelak ketika bayi-bayi stunting ini mulai beranjak dewasa, karena stunting dapat mengurangi kecerdasan dan terus mempengaruhi pertumbuhan sesorang, maka ia bisa saja mengalami kesulitan saat menerima pelajaran di sekolah dan kesulitan dalam mencari kerja.
Bila kondisi berubah dari sulit mendapat gizi menjadi mudah mendapat gizi, besar kemungkinan seseorang itu jadi rentan obesitas sehingga mudah terserang penyakit non menular seperti diabetes dan jantung.
Pemateri kedua datang dari pihak BPOM yaitu Dra. Zeta Rina Pujiastuti, M.Kes, Apt, Ka Sie Penyidikan BPOM. Ibu Zeta mengingatkan peserta yang hadir untuk selalu cek keamanan pangan yang beredar di masyarakat dan jangan segan melaporkan ke BPOM jika menemukan ada makanan atau minuman yang antara kemasan dan isinya tidak sesuai, apalagi yang berisi zat berbahaya. Beberapa bahan kimia yang sudah dilarang digunakan dalam bahan pangan misalnya rodamin, borax, metanil pewarna, dan formalin.
Untuk bahan pangan seperti susu kental manis jangan lupa cek nama dagang, no registrasi, nama dan alamat pabrik serta informasi gizi. Jangan lupa cek logo halal yang bisa dipertanggungjawabkan, dalam hal ini biasanya bisa dicek di halal MUI.
Lebih lanjut lagi mengenai susu, produsen harus mencantumkan peruntukkan produk. Seperti susu kental manis yang dilarang untuk menggantikan ASI dan tidak diberikan pada bayi di bawah 12 bulan.
Pemateri terakhir yaitu Arif Hidayat SE, MM sebagai Ketua Harian Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia. Mas Arif yang hari itu berbicara paling belakang tapi justru paling semangat mengajak peserta untuk bijak menggunakan SKM atau yang sekarang oleh produsen hanya dicantumkan bernama Kental Manis.
Karena meski sebutan telah diubah, mindset yang terlanjut melekat di benak masyarakat, SKM adalah susu dan disamakan dengan susu formula atau susu pasteurisasi. Padahal bukan ya, namun hanya sebagai pelengkap/ pemanis makanan/minuman.
Oleh karena itu mengonsumsi susu kental manis diperbolehkan selama itu untuk tambahan pada minuman atau makanan. Misalnya untuk olesan pada roti atau tambahan pada kopi.
Tapi kental manis dilarang untuk jadi asupan utama pada anak di bawah 5 tahun, Konsumsi SKM berlebihan pada balita bisa menyebabkan stunting dan diabetes ya.
Di antara ibu-ibu berpakaian serba hijau, duniaqtoy dan teman blogger lain yaitu mba Dedew, mba Tina, Ocha, dan mba Marita asyik mendengarkan pemaparan para narasumber.
Dalam sosialisasi tersebut yang pertama mengisi materi adalah Endah Emayanti SKM, Msi, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Mba Endah memaparkan beban ganda permasalahan gizi di Indonesia. Yaitu meski secara demografi negara kita mengalami bonus, alias jumlah penduduk berusia muda lebih banyak dari usia tua, tapi bukan berarti yang usia-usia produktif tersebut dalam kondisi yang sehat.
Dari data Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia masuk ke dalam 17 negara yang sebagian besar anak bayi dan balitanya mengalami stunting, yaitu sekitar 9 juta anak. Sementara itu ada juga balita dan kegemukan pada penduduk di atas 18 tahun.
Nah, permasalahan akan muncul kelak ketika bayi-bayi stunting ini mulai beranjak dewasa, karena stunting dapat mengurangi kecerdasan dan terus mempengaruhi pertumbuhan sesorang, maka ia bisa saja mengalami kesulitan saat menerima pelajaran di sekolah dan kesulitan dalam mencari kerja.
Bila kondisi berubah dari sulit mendapat gizi menjadi mudah mendapat gizi, besar kemungkinan seseorang itu jadi rentan obesitas sehingga mudah terserang penyakit non menular seperti diabetes dan jantung.
Pemateri kedua datang dari pihak BPOM yaitu Dra. Zeta Rina Pujiastuti, M.Kes, Apt, Ka Sie Penyidikan BPOM. Ibu Zeta mengingatkan peserta yang hadir untuk selalu cek keamanan pangan yang beredar di masyarakat dan jangan segan melaporkan ke BPOM jika menemukan ada makanan atau minuman yang antara kemasan dan isinya tidak sesuai, apalagi yang berisi zat berbahaya. Beberapa bahan kimia yang sudah dilarang digunakan dalam bahan pangan misalnya rodamin, borax, metanil pewarna, dan formalin.
Untuk bahan pangan seperti susu kental manis jangan lupa cek nama dagang, no registrasi, nama dan alamat pabrik serta informasi gizi. Jangan lupa cek logo halal yang bisa dipertanggungjawabkan, dalam hal ini biasanya bisa dicek di halal MUI.
Lebih lanjut lagi mengenai susu, produsen harus mencantumkan peruntukkan produk. Seperti susu kental manis yang dilarang untuk menggantikan ASI dan tidak diberikan pada bayi di bawah 12 bulan.
Pemateri terakhir yaitu Arif Hidayat SE, MM sebagai Ketua Harian Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia. Mas Arif yang hari itu berbicara paling belakang tapi justru paling semangat mengajak peserta untuk bijak menggunakan SKM atau yang sekarang oleh produsen hanya dicantumkan bernama Kental Manis.
Karena meski sebutan telah diubah, mindset yang terlanjut melekat di benak masyarakat, SKM adalah susu dan disamakan dengan susu formula atau susu pasteurisasi. Padahal bukan ya, namun hanya sebagai pelengkap/ pemanis makanan/minuman.
Oleh karena itu mengonsumsi susu kental manis diperbolehkan selama itu untuk tambahan pada minuman atau makanan. Misalnya untuk olesan pada roti atau tambahan pada kopi.
Tapi kental manis dilarang untuk jadi asupan utama pada anak di bawah 5 tahun, Konsumsi SKM berlebihan pada balita bisa menyebabkan stunting dan diabetes ya.
Talkshow hari itu pun diakhiri dengan penilaian lomba olahan makanan menggunakan SKM. Dan duniaqtoy pun ngiler banget melihat hasil karya peserta yang dari penampakan nampak cantik dan enak disantap. Emang ya ibu-ibu muslimat NU nih sudah sholehah juga pinter-pinter masak.
Sekian liputan dari Talkshow Bijak Menggunakan SKM.
Semoga Bermanfaat ya!
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!
Siapa lu? Gak boleh pakai skm beli in dong susu yang bener.
Nah, bisa apa coba?
Suka enek kalau dijadikan susu wkwk
Ternyata emang SKM itu bagusnya buat campuran es buah ya