Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah si Hero, Dari Patah Hati jadi Prestasi (a short zero waste story)


"Bulik, nanti aku pulang telat ya, mau ke rumahnya Dinda, mau ngajarin teman-teman". Ucap si Hero, bocah usia 11 tahun yang bermata belo dan berkulit sawo matang itu pada buliknya.

Si bulik yang tahu kebiasaan ponakan satu-satunya itu mengiyakan sambil berpesan "iya nang, itu di meja sudah bulik siapkan bekalmu, jangan lupa dibawa ya". Hero pun mengambil bekalnya dan memasukkannya ke dalam tas ransel, sementara tangan sebelah kiri-nya menenteng tas berisi bunga warna-warni.

🏃🏃🏃

Di sekolah, Hero mengikuti pelajaran seperti biasa, bermain dengan teman-temannya dan sebelum pulang ia menemui bu Endah, guru yang mengajarnya saat dulu ia masih kelas 3.

"Bu, ini pesanannya, alhamdulillah semua warna ada".

Bu Endah menerima dan mengecek isi tas kertas koran yang dibuat sendiri oleh Hero. Senyum mengembang di wajahnya. Kemudian bu Endah menyerahkan sejumlah uang dan sebuah bingkisan pada bocah yang gigih itu.

"Terima kasih ya Ro, oiya ini ada titipan dari mba Hana."

Hero membeku sejenak, ia mencoba mengingat sesuatu, lalu tiba-tiba ia bicara dengan nada sedikit memekik "mba Hana ulang tahun ya bu hari ini, ya ampun Hero lupa. Sampaikan selamat ulang tahun dari Hero ya bu. Maturnuwun ya bu Endah, makasih mba Hana". Dengan mata berbinar-binar Hero mencium tangan bu Endah dan keluar ruangan guru dengan ceria. Aneh memang, yang ulang tahun mba Hana, tapi yang begitu kegirangan malah si Hero. Ya bisa jadi karena yang ultah malah memberi hadiah bukannya diberi hadiah, haha.

Mba Hana memang berjasa dalam kehidupan Hero. Ia lah yang sudah mengubah si kecil Hero dari bocah pemurung menjadi sosok seperti sekarang. Hero kehilangan orang tua beberapa tahun lalu, dan semenjak itu ia diasuh Bulik, adik dari ibunya.

Bu Endah yang melihat Hero tidak semangat sekolah sehingga nilai pelajarannya merosot kemudian berinisiatif memberikan les tambahan dengan memintanya datang ke rumahnya. Eh siapa nyana justru Hero 'kepincut' sama mba Hana, anak bu Endah yang pintar membuat kreasi dari berbagai macam barang bekas dan yang menulari semangat Zero Waste.

Karena mba Hana, Hero semangat mengikuti les karena sesudahnya bisa ngerusuhi mba Hana 'bermain' dengan lem dan gunting. Sekarang mba Hana bekerja di sebuah event organizer di luar kota dan biasanya hanya bisa pulang sebulan sekali.

Dari kebaikan mba Hana, Hero yang memang anak cerdas dan juga cepat menyerap ilmu sekarang sudah piawai membuat bunga dari plastik sedotan atau bekas kemasan air mineral, tas dari bungkus kopi dan berbagai barang lainnya. Dan secara teratur mba Hana memesan karya daur ulang Hero. Katanya sih buat nambah stok properti dan dekorasi di kantor.

sumber: merdeka.com

Di perjalanan ke rumah Dinda, Hero yang kehausan berhenti sejenak dan minum dari botol warna merah bergambar spiderman. Jarak sekolah dan rumah Dinda sebenarnya tidak jauh, hanya saja hari ini terasa begitu panas dan membuat peluh Hero jadi sejagung-jagung.

Ketika akan melanjutkan perjalanan, ia melihat sebuah mobil melaju pelan. Kaca mobil di bagian penumpang tiba-tiba diturunkan sedikit dan sebuah botol kosong bekas minuman berkarbonasi dilempar begitu saja ke arah trotoar. Tanpa rasa bersalah mobil pun kembali melaju.

Hero hanya bisa geleng-geleng kepala dan menghampiri botol itu, tapi bukannya dibuang ia malah memasukkannya ke dalam tas. Kaki kecilnya pun kembali berjalan ke rumah Dinda. Disana Dinda dan teman-temannya yang lain sudah menunggu Hero dengan tak sabar dengan botol-botol plastik yang mereka bawa....

2 comments for "Kisah si Hero, Dari Patah Hati jadi Prestasi (a short zero waste story)"

  1. Kreatif banget Heroo, kakak mau juga nih diajarin bikin kreasi dari sampah 😊😊

    ReplyDelete