Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menabung Efektif Bagi Freelancer

cara menabung efektif bagi freelancer

Hi teman, jika kamu membuka halaman ini artinya kamu adalah seorang freelancer. Atau mungkin kamu sedang mencari cara menabung efektif bagi seorang pekerja lepas?

Ya, karena di postingan berikut saya akan berbagi pengalaman dan tips menabung penghasilan bagi freelancer.

Seperti yang kita tahu, menjadi pekerja lepas tentu tidak sama dengan pegawai kantoran. Seorang karyawan sebuah perusahaan yang memiliki jam kerja tertentu pada umumnya ia juga akan memiliki tanggal tertentu pula dalam menerima gaji.

Tapi berbeda dengan freelancer, yang pendapatannya tidak bisa diberi patokan akan diterima tanggal berapa. Karena seperti yang saya rasakan, fee akan 'turun' ketika sebuah proyek sudah selesai. Bahkan mungkin beberapa minggu sesudahnya. Yah semua itu tergantung kesepakatan lah.

Maka dari itu bagi seorang freelancer, menabung adalah hal yang sulit. Terlebih jika ia yang menjadi sumber utama pemasukan keuangan dalam keluarga.

Namun, bukan berarti menabung dianggap hal mustahil ya. Di sini saya akan berbagi tips-tips menabung efektif yang bisa diterapkan bila kamu adalah freelancer, atau bila penghasilanmu tidak menentu. Soal tujuan menabung akan kamu gunakan sebagai dana darurat, dana traveling setelah pandemi usai, dana umroh atau dana apapun itu terserah kamu ya.

1. Hindari pengeluaran yang tidak perlu

Suka beli minuman kekinian yang segelasnya lumayan menguras kantong? Nah coba deh hal seperti itu dikendalikan. Bukannya ga boleh sih, tapi kalau biasanya kamu beli se-cup boba atau kopi mahal hampir tiap hari, ya kurangilah menjadi seminggu sekali, lalu jadi dua minggu sekali. Lumayan banget kan itu duitnya kalau ditabung.

2. Alokasikan beberapa persen penghasilan di awal

Jangan menunggu fee kamu tersisa untuk bisa menabung. Yakin deh ga bakalan nyisa.

Caranya adalah langsung masukan beberapa persen bayaran yang kamu terima ke tabungan. Besar persennya boleh kamu tentukan sendiri. Misalnya sebagai awalan, kamu mau menentukan 10%. Maka jika kamu menerima bayaran 1 juta rupiah, langsung aja 'cemplungkan' 100 ribu rupiah ke tabungan.

3. Hindari bentuk tabungan yang bisa diambil sesukanya

Sekarang ini banyak bentuk tabungan yang bisa kita gunakan untuk menyimpan uang. Sebenarnya sih ga ada salahnya menabung di tabungan reguler yang biasanya juga diberi ATM. Tapi bentuk tabungan seperti ini bakalan lebih mudah 'menggoda' kita.

Solusinya adalah pilih 'wadah' yang ga mudah ditarik dananya sesuka hati dan sewaktu-waktu, tapi tentunya tetap harus memperhatikan aspek keamanan yaitu bukan disimpan di lembaga yang tidak memiliki izin atau tidak terpercaya.

Saran saya sih, bila kamu benar-benar mulai menabung, ada beberapa pilihan yang bisa kamu jadikan sebagai tempat menabung yaitu reksadana dan tabungan berjangka.

Pada reksadana, untuk pemula sebaiknya pilih reksadana pasar uang. Reksadana jenis ini memiliki resiko paling minim meski hasilnya juga tidak besar.

Sebagai tempat menabung, reksadana juga mudah dicarikan namun memiliki tahap dan waktu tunggu dana masuk ke rekening. Reksadana pasar uang sangat cocok untuk meletakkan dana jangka pendek sekitar 1 hingga 3 tahun.

Sedangkan jika pilihan jatuh pada tabungan berjangka, pilihlah opsi setoran dan jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Misalnya kamu bisa pilih pendebetan 100 ribu rupiah setiap bulan selama 24 bulan.

Mari simulasikan jika kamu berhasil menabung sebesar 100 ribu per bulannya dalam jangka waktu 24 bulan di reksadana pasar uang Sucorinvest Sharia Money Market.

Investasi awal

Rp. 100.000

Investasi Bulanan

Rp. 100.000

Jangka waktu

2 tahun

Nilai investasi dalam 2 tahun adalah 

Rp. 2.565.473

catatat: imbal hasil sebesar Rp. 165.473, dan simulasi dibuat berdasarkan kinerja reksa dana di masa lalu.

Jika melihat hasil yang didapatkan dalam 24 bulan seperti simulasi di atas, mungkin menurutmu hasil tersebut tidak besar. Namun menabung adalah sebuah proses pembiasaan. Dan jika ingin mendapat hasil yang lebih besar tentu akan ada resiko besar yang menyertainya. Makanya saya sarankan jangan langsung mengambil cara menabung yang beresiko besar seperti investasi saham atau reksadana saham, terutama jika kamu tidak memahami mekanismenya.

4. Lakukan berulang dan naik secara bertahap

Supaya tabungan yang berhasil dikumpulkan tidak habis ketika target jangka waktu tertentu tercapai, segeralah pindahkan dana tersebut ke dalam jenis tabungan yang lebih sulit lagi untuk diambil.

Contohnya kamu sudah berhasil mengumpulkan Rp. 2.600.000 dengan tabungan berjangka selama 2 tahun. Di bulan pencairannya, kamu bisa kembali menabungkannya ke dalam reksadana pasar uang, reksadana campuran, reksadana saham atau juga bisa membeli beberapa lot saham yang fundamentalnya baik.

Opsi lain, kamu juga bisa membeli SBN seperti sukuk ritel maupun sukuk tabungan. Atau bila harga emas sedang turun, pun tak ada salahnya membeli logam mulia. Namun perlu dihitung juga resiko menyimpan logam mulia di rumah.

Dengan memindahkan dana ke Sukuk, imbal hasilnya bisa kamu nikmati setiap bulan sedangkan nominal pokok akan tetap aman tidak berkurang. Kemudian jangan lupa juga untuk mengulang menabung jangka pendek juga. Prinsip seperti ini dalam menabung artinya tidak meletakkan telur dalam satu keranjang yang sama. Pun ketika dibutuhkan, kita akan memiliki dana darurat namun tetap memiliki tabungan jangka panjang.

Begitulah cara menabung efektif bagi freelancer berdasarkan pengalaman pribadi.

Semoga bermanfaat ^_^

2 comments for "Cara Menabung Efektif Bagi Freelancer"

  1. aku juga nabung di reksadana mbak
    banyak pilihan juga jenis reksadananya, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan

    ReplyDelete
    Replies
    1. membantu banget ya nabung di reksadana jadi ga tergoda diambilin mulu

      Delete