Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Kontribusi Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Perubahan Iklim

5 Kontribusi Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Perubahan Iklim

Semarang panasnya kentang-kentang!

Serius! Semarang beberapa bulan ini puanas banget. Ga perlu nunggu hari beranjak siang. Bahkan ketika matahari baru nongol saja, hawa di kota Semarang sudah sangat *sumuk.

Di media sosial, keadaan hawa panas di Semarang bahkan dibuatkan meme seperti ini.

meme panasnya udara Semarang, sumber: twitter

Karena rasa penasaran, saya pun guggling penyebab kenapa sih Semarang bisa seekstrem ini panasnya. Setelah membaca dari beberapa sumber, bisa diambil kesimpulan bahwa suhu panas di Semarang disebabkan gerak semu (tahunan) Matahari. Betewe ini pernyataan dari BMKG lho. Karena mereka ahlinya ya saya percaya dong.

Tapiiiii, saya jadi kepikiran jika gerak semu Matahari dapat menyebabkan udara panas yang ekstrem setiap tahunnya, apa kabar kalau ditambah kerusakan bumi karena pemanasan global? Maksud saya gini lho, ketika suhu udara sudah panas, gimana jadinya kalau makin panas saja dari tahun ke tahun. Ngeri kan 😱. 

Makna Perubahan Iklim

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Tanpa kita sadari (walaupun ada juga sih yang menyadarinya) iklim bumi sedikit demi sedikit telah berubah. Saya ingat ketika masih kecil menginap di rumah Nenek di desa. Saat itu setiap subuh udaranya selalu sangat dingin hingga kami harus duduk di dekat tungku untuk menghangatkan diri. Tapi 10 tahun terakhir setiap kali saya kesana sudah tidak terasa dingin sama sekali di kisaran waktu yang sama. Sepertinya iklim di desa Nenek sudah berubah nih.
Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau perubahan persebaran kejadian cuaca (sumber: Wikipedia).
Itu berarti lazimnya perubahan iklim membutuhkan waktu puluhan hingga jutaan tahun. Namun bagaimana jika aktivitas manusia yang begitu gencar mengeksploitasi bumi makin mempercepat pemanasan global yang berujung perubahan iklim? Lalu apa saja penyebab pemanasan global tersebut?

Penyebab-penyebab Pemanasan Global

  • Penebangan dan pembakaran hutan
Hilangnya hutan dapat mengurangi ketersediaan oksigen yang diperlukan manusia dalam sistem pernapasan. Lebih parahnya, penebangan hutan dan pembakaran hutan yang tidak terkendali juga dapat meningkatkan kosentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang berefek pada pemanasan global.

  • Penggunaan bahan bakar fosil
Selain penebangan dan pembakaran hutan, penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.

  • Pencemaran laut
Sekitar seperempat atau sepertiga dari seluruh emisi karbon di dunia diserap oleh lautan di bumi. Akan tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.

  • Industri pertanian
Pertanian rupanya juga dapat menyumbang pemanasan global. Penggunaan pupuk buatan dalam skala besar berefek melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca.

Dampak Pemanasan Global

Jika terus-terusan terjadi, pemanasan global akan menyebabkan peningkatan suhu bumi. Padahal suhu bumi yang meningkat dapat menyebabkan permasalahan lain yaitu penguapan air yang berlebihan, kebakaran hutan, gagal panen yang berujung paceklik dan serangkaian dampak lainnya.

5 Kontribusi Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Perubahan Iklim

Kontribusiku Untuk Mengurangi Risiko Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Saya dan suami sangat hobi kulineran dan traveling keluar kota setidaknya sebulan sekali. Jangkauan jelajah kami belum jauh sih masih hanya seputar Jawa saja. Namun selama ini beberapa hal sudah terbiasa kami lakukan untuk berkontribusi mengurangi risiko pemanasan global dan perubahan iklim. 
mitigasi perubahan iklim

1. Memastikan rumah hemat energi saat ditinggal pergi

Perjalanan yang ramah lingkungan bukan dimulai saat berada di jalan, tetapi justru berawal dari rumah yang ditinggalkan.

Sebelum memulai perjalanan, saya harus memastikan bahwa rumah hemat energi dengan mematikan alat listrik yang tidak digunakan. Hal ini selain menghemat energi juga mengurangi resiko korsleting listrik. Begitu juga keran-keran air harus ditutup rapat supaya tidak ada air yang terbuang mubazir.

2. Merawat kendaraan dengan baik

Setiap traveling kami selalu menggunakan mobil pribadi. Bukan karena tidak suka memakai transportasi umum lho alasan kami pakai kendaraan sendiri. Namun suami memiliki postur tubuh yang cukup besar dan tinggi hingga sering kesulitan dengan kursi penumpang jika harus naik kendaran umum seperti bus ekonomi atau kereta ekonomi.

Tapi meskipun kami selalu naik mobil pribadi, mobil tersebut selalu dalam kondisi baik dan prima sehingga tidak mengeluarkan asap hitam dari knalpot dan konsumsi bahan bakarnya tidak boros.

3. Membawa tas untuk belanja

Di rumah, saya memiliki banyak tas baik tas spunbond, tas kain maupun tas plastik. Ketika bepergian saya berusaha selalu membawa tas-tas tersebut untuk berbelanja supaya meminimalisir menerima tas kresek baru.
Saya bersumpah lebih disiplin membawa tas yang dapat digunakan berkali-kali untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. 

Jika ternyata terpaksa menerima kresek baru, saya juga ga mau langsung buang begitu saja. Biasanya saya lipat kresek yang masih bersih dan menyimpannya untuk dapat digunakan lagi di keperluan lain.

4. Tidak membuang sampah sembarangan

Kegiatan traveling pasti tidak bisa lepas dari sampah. Tapi kami membiasakan diri tidak membuang sampah secara sembarangan di manapun. Jika di suatu tempat tidak menemukan tempat sampah terdekat maka kami simpan dulu sampah itu di tas atau di kantong celana. Setelah nemu tempat sampah baru deh kami buang.

5. Hemat air di mana saja

Sangat penting untuk melestarikan air di mana pun kami berada. Jadi ketika di penginapan atau di tempat wisata mana saja saya berserta keluarga selalu menghemat air dan menggunakannya secara tidak berlebihan.

Kontribusi Sederhana Demi Masa Depan

Menjadi traveler dan  #MudaMudiBumi yang concern mengenai perubahan iklim memang tidak mudah. Apalagi makin banyak godaan dalam gaya hidup seperti penggunaan plastik dan sedotan sekali pakai.

Tetapi demi #UntukmuBumiku kita harus kuat hati konsisten melakukan kontribusi-kontribusi kecil ini untuk mengurangi risiko perubahan iklim sekaligus membantu melindungi dunia untuk dinikmati generasi mendatang.

Mari teman, kita bersama #TimeforActionIndonesia lakukan mitigasi perubahan iklim!

Lakukan hal-hal sederhana yang dapat membuat perbedaan besar.

Sumber pendukung:
https://nsidc.org/arcticmet/glossary/climate_change.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklim#cite_note-8

Glossary:
sumuk = gerah

1 comment for "5 Kontribusi Sederhana Untuk Mengurangi Risiko Perubahan Iklim"

  1. Setuju, kebiasaan kecil dan sederhana juga berarti untuk bumi kita

    ReplyDelete