Mari Hajar Selimut Polusi Agar Bumi Kembali Berseri
Waktu saya kecil, saya ingat sekali bagaimana berkesannya berlibur di rumah Simbah di desa. Sangat berkebalikan dengan suasana di kota, desa Mbah yang terletak di Somongari, Purworejo saat itu memberikan pengalaman yang berbeda.
Sekitar tahun 1990 desa Mbah belum terjamah oleh listrik, praktis setiap malam tiba gelap sangat terasa. Penerangan kala itu hanya mengandalkan lampu sentir.
Setiap pagi ketika bangun tidur saya yang menggigil kedinginan akan buru-buru berjongkok di depan tungku tradisional bernama luweng tempat mbah membuat bubur. Bukan hanya ingin makan bubur buatan Simbah, namun saya mencari kehangatan dari perapian yang membakar kayu dan blarak.
"Ojo cedak-cedak geni yo", Simbah tak lupa mengingatkan cucunya supaya tidak terbakar.
tungku luweng (sumber: Kompasiana) |
Kejadian tersebut sudah lama berlalu tapi masih sangat membekas di ingatan terutama hawa sejuk nan dingin di pagi hari yang menusuk hingga ke tulang. Namun sayang kini semuanya tinggalah memori indah.
Di desa Simbah sudah tidak ada lagi yang menggunakan lampur sentir dan petromak karena listrik telah masuk desa. Kendaran bermotor pun mudahnya berhilir mudik membawa penumpang dan barang-barang kebutuhan penduduk. Banyak hutan yang dibabat untuk kebutuhan pertanian dan pemukiman. Udara desa perlahan pun mulai panas dan terpolusi meski belum sebegitu parah. Tapi siapa tahu nanti?
Dari sini saya sadar perubahan iklim karena polusi nyata adanya.
Apa Itu Polusi?
Polusi di bumi (sumber: Pexels) |
Polusi adalah kondisi yang timbul ketika senyawa kimia, energi atau polutan masuk ke lingkungan yang merusak ekologi, kondisi lingkungan dan menyebabkan bahaya bagi makhluk hidup.
Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) polusi diartikan sebagai pengotoran atau pencemaran. Pengotoran yang dimaksud bisa terjadi di air, udara, dan di tempat lainnya.
Menilik pengertian di atas, dapat disimpulkan segala bentuk pengotoran dan pencemaran bumi merupakan polusi. Polusi terjadi sebagai dampak dari kegiatan manusia atau proses alam yang mengakibatkan pencampuran dua zat. Akibatnya kualitas lingkungan menurun bahkan bisa sampai rusak. Padahal tatkala kualitas lingkungan sudah menurun atau rusak, kondisi ini akan berdampak pada kualitas hidup manusia.
Polusi Yang Menyebabkan Perubahan Iklim
Polusi ada berbagai macam. Berdasarkan ebook.itenas.ac.id menurut penyebabnya polusi dibagi menjadi delapan, yaitu polusi udara, polusi air, polusi tanah, polusi panas, polusi suara, polusi sinar/ cahaya, polusi logam, dan polusi radioaktif.
Tetapi jika bicara mengenai perubahan iklim, yang paling sering disebut sebagai penyebab terbesar adalah polusi udara. Seperti iklim sejuk di desa Somongari yang saya ceritakan di awal, dalam waktu kurang dari 10 tahun saja sudah banyak berbeda dikarenakan polusi udara dan banyak ditebangnya pepohonan di hutan.
Polusi Udara
Polusi udara di Jakarta (sumber: CNNIndonesia) |
Polusi pada udara diakibatkan beberapa bahan pencemar yang mengandung zat yang tercampur dengan udara, yaitu Sulfur Oksida (SOx), Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx), dan Hidrokarbon.
Sejatinya alam pun dapat menyebabkan polusi udara, namun aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti pembangunan infrastruktur, kegiatan industri, moda transportasi, itulah yang signifikan meracuni kualitas udara. Di Indonesia, pencemaran udara lebih dari 70% berasal dari emisi kendaraan bermotor.
Menurut IQAir (sebuah perusahaan teknologi kualitas udara Swiss) Indonesia berada di posisi ke 9 dari 106 negara, yang memiliki kualitas udara yang buruk. Peringkat satu untuk negara dengan kualitas udara terburuk jatuh kepada negara Bangladesh.
Lalu kota manakah di Indonesia yang udaranya paling terpolusi? Ya dapat ditebak jawabannya pasti Jakarta karena Jakarta adalah kota terpadat dan tersibuk, kemudian disusul Surabaya dan Bandung sebagai peringkat selanjutnya. Sedangkan kota yang saya tinggali sekarang yaitu Semarang duduk di ranking empat. Sungguh bukan prestasi yang membanggakan.
Lebih lanjut oleh IQAir, polusi udara di ibukota Indonesia paling parah berada pada pukul 10.00 WIB. Di jam tersebut indeks kualitas udara Jakarta berada di level 185 AQI US, dengan kategori "Tidak Sehat". AQI US adalah indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat yang menggolongkan indeks 151-200 sebagai kategori udara tidak sehat.
Dampak Udara Tercemar Terhadap Manusia & Lingkungan
Polusi udara yang dirasakan masyarakat Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia tentunya sangat menyesakkan. Terlebih polusi udara berdampak buruk bagi manusia dan juga alam. Apalagi selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim. Tak terbayangkan sejak bangun tidur hingga akan tidur manusia harus menghirup udara yang berbahaya.
Di daerah Mranggen, Demak beberapa waktu lalu terjadi kebakaran sebuah pabrik pupuk. Selain pabrik mengalami kerugian hingga milyaran, asap dan bau yang ditimbulkan kebakaran juga dikeluhkan warga setempat serta pengguna jalan. Meski dapat ditanggulangi dalam waktu hampir 3 hari, kondisi udara yang tercemar zat kimia dari kejadian tersebut sangatlah mengganggu.
Kabut asap karena kebakaran pabrik pupuk di Demak (sumber: beritajateng.tv) |
1. Dampak Kesehatan
Oksigen yang berada di udara diperlukan manusia untuk bernapas. Jika udara tercemar karena polusi pastinya kualitas oksigen juga ikut menurun dan keadaan ini dapat berdampak terhadap kesehatan. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari pencemaran udara adalah timbulnya penyakit paru-paru dan penyakit pernapasan saluran atas.
Sementara itu, tidak hanya sistem pernapasan yang terganggu. Pada manusia yang menghirup zat karbon monoksida, kerja hemoglobin akan terganggu. Akibatnya, oksigen tidak akan beredar di dalam tubuh secara lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian karena keracunan karbondioksida.
Lebih lanjut, pada situs resmi WHO bahkan menyebutkan bahwa efek gabungan dari polusi udara luar ruangan dan polusi udara rumah tangga dikaitkan dengan 7 juta kematian dini setiap tahunnya.
2. Dampak Ekonomi
Bukan hanya sektor kesehatan yang terdampak dari adanya polusi udara. Di faktor ekonomi, kerugian dapat terjadi karena pencemaran udara misalnya kerugian akibat gagal panen lahan pertanian.
Hasil kajian Bank Dunia menyatakan bahwa dampak ekonomi yang terjadi akibat adanya polusi udara di Indonesia menimbulkan kerugihan sebesar 1,8 trilyun rupiah. Sebuah angka yang sangat besar bukan?
3. Dampak Sosial
Karena udara yang kotor, manusia tidak hanya rentan terganggu kesehatannya namun juga lingkungan sosialnya. Ambil contoh jika sedang terjadi polusi udara besar-besaran saat kebakaran hutan, orang-orang harus menggunakan masker untuk melindungi diri dan akan kesulitan bertemu dengan orang lain serta beraktivitas.
4. Dampak Pendidikan
Polusi udara dapat pula menjadi penghambat kegiatan belajar mengajar. Terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi penurunan fungsi kognitif, dan ini akan berdampak juga pada tingkat kecerdasan seseorang.
5. Dampak Pertanian
Sejak sekolah dasar kita telah diajari bahwa tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk berfotosintesis, tumbuh dan berkembang tetapi jika terjadi polusi udara maka proses tersebut bisa saja terganggu.
Bukan hanya itu, polutan di udara bisa merusak kualitas tanah dan tanaman. Terdapat penyakit tanaman yang disebabkan sirkulasi udara yang kotor dan tidak sehat yaitu nekrosis dan klorosis.
Kemudian bila bidang pertanian terganggu, masalah dapat merembet hingga ke stok pangan di suatu daerah ikut terganggu.
6. Hujan Asam
Polusi udara hingga tingkat tertentu juga bisa menyebabkan hujan asam, terutama karena kandungan zat SO2 dan NO2 yang tinggi di udara. Hujan asam yaitu air hujan yang memiliki pH yang asam. Tingkat pH air hujan yang normal adalah sekitar 5,6 sedangkan hujan asam memiliki ph di bawah itu.
Hujan asam selain merusak kualitas tanah di sekitarnya juga dapat membuat sakit hewan-hewan liar dan dapat menyebar melalui rantai makanan.
7. Efek Rumah Kaca
Kita pasti sudah sering mendengar istilah efek rumah kaca yang memang erat dengan polusi dan perubahan iklim.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian efek rumah kaca adalah efek sinar radiasi gelombang pendek yang dapat menembus atap serta dinding rumah kaca, tetapi tidak tertembus oleh sinar radiasi gelombang panjang. Sedangkan menurut Merriam Webster, pengertian efek rumah kaca adalah pemanasan atmosfer bumi yang disebabkan oleh polusi udara.
Efek rumah kaca disebabkan oleh banyak faktor, misalnya adanya CO2, metana, ozon, N2O, CFC, dan sebagainya di troposfer. Gas-gas ini lah yang memunculkan pemanasan global atau global warming. Jika terjadi, efek rumah kaca mampu membuat es di kutub mencair, air laut meningkat, perubahan iklim, dan berujung pada ketidakseimbangan flora dan juga fauna.
8. Kerusakan Lapisan Ozon
Bumi memiliki lapisan ozon yang melindungi seluruh penghuninya dari radiasi. Ozon berada di ketinggian 20 hingga 35 kilometer. Lapisan ozon ini tugasnya adalah untuk memfilter radiasi ultraviolet B yang muncul dari matahari.
Bila polusi udara terjadi dalam jumlah yang membahayakan, hal ini dapat mengikis lapisan ozon secara perlahan dan kontinu. Kerusakan lapisan ozon akan menyebabkan sinar ultraviolet B masuk ke bumi kemudian sinar inilah yang dapat menyebabkan berbagai masalah di bumi, seperti penyakit tanaman, hingga kanker kulit pada manusia.
Solusi untuk Mengatasi Polusi Udara dan Perubahan Iklim
Begitu banyak dampak yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran udara bagi manusia dan alam yang menghidupi kita, maka seharusnya kita juga memikirkan cara penanggulangan polusi udara. Secara individual dan komunal ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.
- Menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi.
naik transportasi umum untuk mengurangi polusi udara (dokumentasi pribadi) |
Polusi udara terutama di perkotaan banyak disebabkan oleh kendaraan bermotor. Maka untuk mengurangi polusi udara kita perlu mengalihkan pola pikir menggunakan kendaraan umum.
Kendaraan umum seperti bus, angkot, KRL atau MRT dapat menampung lebih banyak penumpang dan mengurangi efek macet di jalan raya. Dengan mengurangi kemacetan maka polutan yang disebabkan oleh knalpot kendaraan pribadi juga dapat berkurang.
- Melakukan gaya hidup hemat energi.
Hemat energi dapat dilakukan dengan cara sederhana semacam mematikan lampu, kipas angin, dan AC ketika akan keluar ruangan. Tindakan semacam ini bisa mengurangi efek polusi udara, apalagi jika dilakukan secara massal.
- Melakukan reuse, recycle, atau reduce.
Sampah dan limbah dapat dikurangi dengan rajin mendaur ulang barang yang tidak sekali habis misalnya plastik dan kain. Bila memiliki sampah plastik seperti tas kresek atau botol air mineral pun baiknya tidak dibakar karena menambah polusi udara.
Selain membawa tas untuk berbelanja, saya pun terbiasa mengumpulkan tas kresek jika masih bersih untuk dipakai beberapa kali dan botol plastik dapat dibawa ke tempat daur ulang atau bank sampah.
- Menanam tanaman di luar ruangan dan meletakkan tanaman penyerap polutan di dalam ruangan
Sedikit lahan yang ada di halaman sebaiknya dimanfaatkan dengan ditanami pepohonan. Lalu untuk dalam rumah dapat menempatkan tanaman di dalam pot, lebih baik lagi pilih tanaman yang dapat menyerap zat polutan seperti lidah mertua atau sri rejeki.
membuat kebun mini untuk mengurangi polusi di rumah (dokumentasi pribadi) |
Jika Saya Dapat Membuat Kebijakan Terkait Polusi
- Menetapkan regulasi yang lebih ketat pada pabrik dan usaha yang menimbulkan polusi udara.
Selama ini memang sudah ada aturan terhadap industri sebagai langkah pencemaran udara seperti Peraturan Pencemaran Udara Di Indonesia Diatur Dalam PP No. 41 Tahun 1999. Namun faktanya tetap saja pemerintah banyak kecolongan. Saya pikir pemerintah perlu membuat tim yang secara berkala mengecek standar kelayakan industri menangani polusi udara dan lebih tegas menerapkan hukumannya.
- Menambah hutan kota sebagai salah satu komponen dari Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Hutan Kota Silayur di Ngaliyan, Semarang (sumber:Solopos) |
Luas hutan kota ideal setidaknya sekitar 30% dari total luas kota. Sayang sekali pada kenyataanya, banyak wilayah perkotaan yang belum menyediakan area terbuka dengan luas ideal.
Hutan kota dapat menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran #SelimutPolusi udara. Selain bermanfaat untuk pariwisata lokal, vegetasi yang ada di hutan kota dapat memperbaiki kualitas udara dan menjadi sarana pelestarian flora fauna.
- Melakukan reboisasi hutan secara terkelola.
Indonesia menjadi negara pemilik hutan alam terluas ke-8 di dunia dengan 933.442,7 kilometer persegi (km2). Data ini dicatat oleh Organisasi Pangan dan Kehutanan (FAO) PBB.
Masih dicatat oleh FAO, sayangnya selama kurun waktu 1990-2020 Indonesia telah kehilangan sebanyak 22,3 persen hutan. Dengan persentase sebesar ini, Indonesia menempati peringkat ke-4 penyusutan hutan terbanyak di Asia dengan laju deforestasi 450.000 hektare per tahun.
Peran pemerintah mengembalikan fungsi hutan sebagai paru-paru bumi sangat diperlukan. Dengan melakukan reboisasi secara terkelola dan meningkatkan porsi reboisasi diharapkan perlahan menyembuhkan hutan yang telah digunduli.
Tapi demi turut serta mengurangi dan mengendalikan polusi udara, juga tidak melulu kita mengandalkan agenda dan instruksi pemerintah. Rreboisasi bisa dilakukan dari tingkat lokal hingga skala mikro rumah tangga seperti menanam pohon di lingkungan tempat tinggal.
Mari kita berkontribusi sebagai #MudaMudiBumi mencegah polusi dan kerusakan bumi #UntukmuBumiku #TeamUpForImpact
Sumber pendukung:
- https://rimbakita.com/polusi-udara/
- https://www.who.int/health-topics/air-pollution
-https://www.iqair.com/id/blog/press-releases/report-over-90-percent-of-global-population-breathes-dangerously-polluted-air
Post a Comment
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!