Apakah Evamat Berbahaya dan Beracun bagi Anak-Anak?

Daftar Isi

evamat lazim juga biasa digunakan di arena bermain anak

Pernah lihat alas bermain anak seperti gambar di atas? Atau jangan-jangan kamu pakai produk seperti ini di rumah.

Ya memang produk atau alas seperti itu adalah produk yang lazim dipakai sehari-hari terutama di area permainan anak. Alasannya ya untuk melapisi lantai, supaya anak-anak lebih terlindung dari bahaya terjatuh, terbentur atau lantai yang dingin.

Bagi mereka yang memiliki bayi dan anak di rumah, karpet eva atau populer disebut evamat juga sangat familiar terutama saat bayi mulai belajar merangkak. Saya juga punya satu karpet eva model lipat di rumah dan sering pula dibawa bepergian ketika membutuhkan alas tambahan untuk menginap di hotel.

APAKAH ITU EVA?

EVA adalah singkatan dari ethylene-vinyl acetate, yang merupakan plastik lembut dan fleksibel serta sangat kuat. EVA sering digunakan sebagai alternatif yang aman untuk PVC. 

Meskipun di Indonesia sangatlah mudah menjumpai produk EVA, ternyata bahan EVA ini dilarang di beberapa negara lho. Lho, kenapa?

Jadi, sebagai bahan, EVA sangatlah fleksibel dan cukup kuat. Namun ketika dikombinasikan dengan panas, tekanan, dan plastik lainnya, EVA menjadi busa EVA sel tertutup. Di sinilah permasalahan keamanan dimulai. 

Beberapa produsen akan menggunakan formamida sebagai bagian dari proses ini, sementara produsen lainnya tidak. Formamida memberikan tekstur lembut dan licin pada alas busa, tetapi juga dianggap sebagai karsinogen, dan terbukti menyebabkan gangguan perkembangan pada tingkat yang cukup tinggi. Nah, si formamida inilah yang punya potensi bahaya terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Selain digunakan untuk membuat karpet, busa EVA adalah bahan yang sangat serbaguna, itulah sebabnya kita dapat menemukannya hampir di mana saja. Ada di jaket pelampung, bantalan di dalam sarung tinju, matras olahraga, dan banyak lagi.

TES PADA ALAS EVA DI AUSTRALIA

Kembali lagi soal bahaya formamida dalam karpet EVA, sepertinya kita perlu mencontoh Pemerintah Australia yang melakukan penelitiannya sendiri, yang secara khusus berfokus pada matras bermain dan potensi risiko keselamatannya bagi anak-anak.

Mereka menguji 16 produk busa EVA yang berbeda, setengahnya tidak mengandung formamida dalam jumlah yang dapat diukur. 8 sampel busa EVA lainnya memiliki jumlah formamida yang sangat sedikit. 

Atas dasar uji produk itulah, mereka memutuskan bahwa formamida dalam alas bermain busa tidak menimbulkan risiko bagi anak-anak:
Berdasarkan pengujian sebenarnya, disimpulkan bahwa seorang anak perlu membuka mulut selama 20 menit, atau menelan, setidaknya 4,17 meter persegi alas bermain busa setiap hari sepanjang hidupnya untuk mendekati tingkat paparan formamida yang mungkin terjadi. meningkatkan masalah kesehatan.” – Australian Competition & Consumer Commission (ACCC)

TES ALAS EVA DI JERMAN

Sementara itu, di negara Jerman, juga ada yang melakukan tes pada alas lantai EVA yaitu sebuah penguji produk independent bernama OEKOtest. Tes dilakukan pada 15 karpet eva dari berbagai produsen tapi semuanya produksi dari china.
OEKOtest menjelaskan bahwa busa evamat mengandung formamide. Lebih jauh OEKOtest memberikan kesimpulan:
  • tidak ada evamat yang bebas dari formamide atau PAH (Polycyclic aromatic hydrocarbons)
  • PAH yang dapat menyebabkan kanker sebenarnya dapat ditemukan di hampir semua karpet busa sejenis dalam takaran yang tidak aman bagi bayi dan anak.
  • meskipun PAH tidak berbau, tapi tetap keluar lewat udara. Menganginkan karpet tidak membawa perubahan. hal ini dijelaskan OEKO yang dibantu TUEV Rheinland LGA, bahwa mereka sudah me-angin-anginkan karpet eva dalam waktu yang lama dan hasilnya sama.
  • karpet eva (bagian kasarnya) dapat memancarkan listrik statis lebih dari 500volt. bahkan bagian bawah yang lapisan halus juga terdeteksi bisa lebih tinggi
Karpet jenis ini dilarang diperjualbelikan di Eropa khususnya Belgia dan Perancis pada tahun  2011 dan melunakkan regulasinya dengan memberikan batas kandungan formamide tidak lebih dari 200mg/kg hingga sekarang.

KESIMPULANNYA BAGAIMANA?

Lalu bagaimanakah di Indonesia? apakah ada regulasi soal penggunaan bahan kimia pada produk untuk bayi dan anak? Sepertinya kita tidak bisa berharap banyak pada negara ini, hahaha.

Maka akhirnya saya kembalikan saja pada teman-teman semua. Apakah akan tetap menggunakan karpet atau alas lantai berbahan EVA. Saya sendiri masih memanfaatkannya namnun tidak setiap hari alias hanya saat tertentu saja.

2 komentar

Terimakasih kunjungan dan komentarnya,
Mohon maaf yang memasukkan link hidup dihapus otomatis ya.
Salam Blogging!
Comment Author Avatar
22 Agustus 2024 pukul 22.32 Hapus
Waktu anak2' masih kecil aku pake mba. Tp memang hanya dikeluarkan kalo mereka mau main di lantai aja. Krn rumahku kecil dan ada kucing pula. Kalo udh liat karpet begini dicakarin 🤣🤣.

Tp begitu gedean, udah bisa jalan, udh ga pake karpet ini lagi sih 😅. Jadi tahu kalo beberapa negara melarang Krn kandungannya itu ya.
Comment Author Avatar
23 Agustus 2024 pukul 16.33 Hapus
sama mba, kalau anak masih kecil kayak wajib punya apalagi kalau masi belajar merangkak
Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Link Banner Intellifluence Herd Worth Value: $97 Intellifluence Trusted Blogger Link Banner Link Banner Link Banner Seedbacklink