Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lawan Inflasi dan Rencanakan Tujuan Keuangan dengan Investasi Reksadana

Peserta Kopdar Investarian 2 (credit: Dikoko Production)

Tahun 2019 ini anakku, si Aito bakalan masuk SD. Setelah menimbang-nimbang dan berdiskusi yang cukup panjang sama suami, akhirnya kami mantap memasukkan Aito ke sekolah swasta yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah.

Namanya juga sekolah swasta, dan karena Semarang adalah kota yang cukup besar, jadi ya kalau ngomongin soal biaya waduh bisa pusing tujuh keliling. Saya ingat betul dulu biaya kuliah aja ga sebesar ini.

Yah apa mau dikata, soal pendidikan memang sebagai orang tua harus berkorban. Makanya ga mungkin kalau hanya mengandalkan pendapatan bulanan, apalagi hanya suami saja yang bekerja, sementara itu penghasilan blogger abal-abal macam saya kan kadang ada seringkali tiada, haha.

Untuk mengakali pengeluaran yang sudah pasti seperti biaya sekolah anak, tentu harus ada jurus ampuh mengelola pendapatan. Selain mengurangi hal-hal konsumtif, kami juga meletakkan sebagian uang ke dalam investasi. Nah investasi apa yang tepat supaya tidak tergerus inflasi?

Di Kopdar Investarian 1, saya sudah berkenalan dengan reksadana secara umum dan reksadana pasar uang secara khusus. Di kesempatan Kopdar Investarian 2, selain sedikit mengulangi materi yang lalu, para blogger diajak kenal lebih dalam tentang Reksadana Pendapatan Tetap dan belajar simulasi rencana investasi.

Inflasi si Pencuri Diam-Diam

contoh inflasi
Kembali bicara soal nilai uang, maka ga akan jauh dengan fakta bahwa nilai uang 100 ribu rupiah akan berbeda saat nanti misalnya 100 ribu rupiah di masa 10 tahun mendatang. Jika sekarang bisa untuk beli nasi ayam bakar langganan saya sebanyak 10 pak, maka mungkin saja 10 tahun lagi cuma dapat 5 biji. Begitulah contoh konkret inflasi dalam kehidupan sehari-hari (duh contohnye ga jauh-jauh dari makanan ya 😂😆)

Maka untuk melawan inflasi, menabung saja ga akan cukup. Kita butuh solusi nyata seperti investasi. Namun dunia investasi memang lekat dengan image investasi bodong.

Kasus nyata di masyarakat, ada tawaran untung yang besar dan tidak wajar, contohnya dengan uang sebanyak 100 juta rupiah kita diiming-imingi akan mendapat profit 50% dalam 2 bulan. Menurut Bapak Legowo Kusumonegoro selaku Presiden Direktur PT. Manulife Asset Management Indonesia (MAMI), tawaran seperti ini jangan sekali-kali digubris kecuali kita mau 'bersedekah yang tidak tepat sasaran' 😁.

Reksa Dana Pendapatan Tetap


Investasi memang ada resikonya, dan semakin besar resiko maka semakin besar pula kemungkinan mendapat keuntungan. Karena saya bukan tipe orang yang berani mengambil resiko besar maka investasi reksadana yang pernah saya beli hanyalah Reksa Dana Pasar Uang.

Ibu Eveline (credit: Ika Puspita)

Padahal, menurut bu Eveline selaku Head Marketing MAMI, untuk mempersiapkan biaya masuk sekolah jangka menengah, jenis yang lebih cocok adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap . Jenis reksadana ini memiliki resiko sedikit lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang karena lebih fluktuatif, namun imbalannya tentu juga lebih besar.

Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah jenis investasi reksa dana berisiko menengah yang memberikan hasil pengembalian melalui investasi dengan komposisi obligasi ≥ 80% dari total portofolio.

Reksadana jenis ini cocok diterapkan untuk tujuan keuangan dengan jangka 3-5 tahunan. Misalnya Masuk TK atau SD si kecil 3 tahun mendatang, rencana umroh 4 tahun lagi, atau rencana memperbaiki rumah 3 tahun dari sekarang.

Di bawah ini ada tabel simulasi investasi untuk memudahkan teman-teman menghitung berapa uang yang harus diinvestasikan dalam sebulan jika memiliki beberapa rencana seperti di tabel. Sesuaikan APA, BERAPA, dan KAPAN dengan kebutuhan masing-masing ya.

Jadi jika sudah memiliki reksa dana pasar uang ya gapapa, lanjutkan aja, karena memang cocok untuk investasi jangka pendek dan menyiapkan dana darurat (misalnya biaya berobat, biaya tak terduga dll). 

Tapi supaya rencana jangka menengah juga ter-cover, memiliki reksa dana pendapatan tetap akan lebih baik karena memberikan potensi hasil yang lebih besar.

KOPDAR INVESTARIAN MANULIFE 2

Di Kopdar Investarian Manulife selalu menyenangkan, karena tak hanya mendapat tambahan ilmu soal keuangan dan investasi, tapi juga ada sharing ilmu dari suhu blogger seperti mba Nia Nurdiansyah yang membagi Psikologi of Sharing yaitu menulis sesuatu yang viral tapi bermanfaat.

Yang kedua ada mba Uniek Kaswarganti yang mengajak sedikit berdiskusi tentang review produk dan jasa, sebuah kegiatan yang erat dengan dunia para blogger.

Cekrek dulu habis menang lomba Mentimeter (credit: Dikoko Production)

Senangnya pula di hari itu di Kopdar Investarian 2 yang bertempat di Verve Bistro jalan Pemuda, saya berhasil dapat juara ke-3 di kuis tentang Manulife dan investasi. Yeay alhamdulillah dapat merchandise, hehe. Sementara di posisi pertama ada mba Dedew dan Sovialida di posisi kedua.

Wah jadi ga sabar untuk bisa hadir di Kopdar Investarian 3 nih, hihihi 😍

5 comments for "Lawan Inflasi dan Rencanakan Tujuan Keuangan dengan Investasi Reksadana"

  1. Habis Aito masuk SD langsung nabung buat dia SMP nih kayaknya, mbak? Biaya pendidikan ni kayaknya memang inflasinya paling tinggi ya huhu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dong sov. Kudu dialokasikan ke reksadana biar nanti ga kaget

      Delete
  2. Butuh banyak dana untuk sekolah kalo nggak dipersiapkan jauh hari ya mba. Aku pun kaget, duit tabungan pendidikan Naufal gak cukup untuk bayar uang kuliah masuk, hahahaa. Alhamdulillah pas ada rejeki, tapj tetep loh kalo nggak disiapkan dulu bikin dag-dig-dug, takut gak kebayar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huhu iya mba kaget biaya pendidikan sekarang nominalnya serem

      Delete
  3. Gak nyangka kalau nabung jangka panjang itu memang beneran penting ya. saya belum persiapan apa-apa karena anak saya masih kecil. Sepertinya saya harus mulai merubah menset berpikir saya. reksadana oke juga buat dicoba.

    ReplyDelete